ODalam rata rata skala panjang timing lelah dan waktu produktif gw sekarang ini masih dan semakin terbalik. Karna yang sebelumnya gw baru bisa tidur setelah jam sebelas malam - range waktu setelah jam 11 malam itu sekarang melebar hingga sebelum jam 4 pagi. Sedikit merepotkan ketika gw tidak berada di area dengan konsumsi tidur yang sama, karena ketika gw segar bugar dan semua orang sedang beristirahat sebagaimana seharusnya jam biologis manusia berlaku, ngga ada interaksi sosial yg bisa gw lakukan men. Kecuali twoway monolog dengan diri gw sendiri, berbincang dan mempertimbangkan ini itu atau bahkan melakukan sesuatu yang entah kadang ngga jelas juntrungan dan visimisinya. Seperti sekarang ini, dalam keheningan di sekian banyaknya makhluk hidup kasat mata yg berada di range radius yang sama yang hampir semuanya tidak dapat dimintai pendapat karna satu-satunya hal yg akan tersuara adalah dengkur dan igauan. Tapi sedikit membantu karna at least gw tau selain mempercayai ada beberapa makhluk hidup semacam gw di sekitar gw, cuma lg g hidup aja gitu. Karna mengetahui dan mempercayai itu jelas adalah hal yg berbeda dari segi penulisan maupun pemaknaannya. Dimana dalam konteks mempercayai terkadang kita tidak memerlukan proses proving untuk pembuktian dan memastikan. Tapi adalah berbeda ketika harus mengetahui.
Dalam hal menge-tahui, secara teoritis kita tahu betul akan suatu hal dan melakukan verifikasi dan validasi atas hal tersebut sehingga benar-benar memahaminya secara praktis. bagian terkeren dari sedikit mengetahui akan suatu hal, kebenaran tentang fakta seakan akan kabur dan bersembunyi diantara hipotesa hipotesa dan paradokma yang begitu rumit saling menambal sulam. Dan bagian terberatnya ketika kita sudah mengejar kebenaran akan suatu hal, mengetahui dan memahaminya dengan amat sangat adalah bagian pertanggungjawaban moral atas mengetahui hal itu. Semisal pada konsepsi mengetahui dan menerima pada sifat suatu hal atau zat, dimana semuanya berujung pada penerimaan walaupun sarat dengan begitu banyak sanggah dan penolakan. Sebagai contoh pada api, dalam kondisi 'zero' dimana samasekali tidak ada informasi apapun tentang benda apakah api, cair, solid atau berteksturkah... Informasi pertama yg diterima oleh mata kita adalah api itu berpendar dgn bangun ruang yg abstrak. Kemudian indera penciuman mulai mendeteksi, memilah aroma oksigen atau karbondioksida, baru setelah indera peraba menyentuhnya terdapatlah informasi bahwa benda bernama api itu menghasilkan sebuah reaksi yg kemudian disepakati bersama bahwa itu adalah energi yg bernama panas. Ketika sudah memhetahui informasi tentang sekilas benda apa itu yg sebenarnya masih banyak misteri bagaimana tercipta dan bersinergi dan bersenyawa zat apa dengan zat apakah yg dpt menghasilkan energi panas itu naluri kota akan bergerak pada bisa digunakan untuk apakah benda seperti itu. Menguntungkan atau justru merugikankah benda seperti itu. Hingga ke tahap modifikasi aplikatifnya yg telah melewati beberapa pemrosesan info benda tersebut bisa digunakan sebagai material untuk bertahanhidup. Kemudian metode bertahan hidup yg seperti apakah yg bisa terbantu dengan keberadaannya. Untuk mempertahankan diri dengan menyerang musuhkah atau dengan memasak dan memghangatkan dirikah. Disitulah akan terus menerus timbul proses modifikatifnya. Dan pada pilihan kita akan terguna sebagai apakah hal tersebut
Jumat, 17 Juli 2015
To much known will kill You?
Senin, 06 Juli 2015
Salah Pagi
Pagi dan senja itu paling sering memberi kejutan meski tidak semegah pecahan bintang dan segagah matahari yang selalu berhasil mencemooh betapa kecil dan bukan apa apanya ras manusia dihadap jagad raya. Dan sinar matahari pertama yg merobek hampa langit saat pagi merayap datang, selalu dengan hangat membesarkan hati dan menyuburkan yakin yang seringkali hampir layu dihembus palsu yang dingin.
Entah terkadang amarah yang begitu membara terbakar tiba tiba surut seperti terhisap pusaran besar, dan seketikapun bilik bilik kecil dalam tubuh tak kasat dalam jasad rapuh yg masih menyimpan sedikit apa yang manusia.
Dan terkadang tidak tidur setelah lo kebangun di sepertiga malam yang terakhir dan tetap terjaga sampai matahari naik itu semacam sebuab kesalahan yg amat sangat fatal buat gw. Karna selalu dan selalu ketika itu nggak sengaja gw lakuin. Tingkat kesedihan yang entah darimana tiba2 menggerogoti dengan begitu cepat seperti rabies. Entah mungkin karna roh gw alergi sama sinar UV trus jadi sentimentil, karna tetiba sedih sedih dan kerapuhan itu ibarat terfotosintesis dengan sangat sempurna. Padahal gw berharap setelah malam redup remang yang selalu bikon gelisah dan memproduksi kerinduan yang nggak sesuai dengan daya tampung dan batas kemampuan gw untuk mengelabuhinya, gw bakal ketemu pagi yg bilang ke gw "udah, gapapa.. Lo bisa kok ngga ngulangin apa yg lo sesali sekarang ini" tapi ternyata setelah tersadar dari semalam suntuk, pagi yg gw jumpai adalah pagi yang bilang "lo ga bakalan bisa memperbaiki apa yg pernah lo perbuat, sebesar apapun penyesalan yg berusaha lo beritahukan.. Secanggih apapun maaf dan pengampunan yg bisa diberikan itu g bakal bisa ngebatalin kesalahan yg pernah lo perbuat!" - mampus aja lo. ditambah iringan lagu lagu lemah yg mengiyakan dan menyalahkan.
Ketika semua itu datang dan bertubitibi membantai kejiwaan gw, yg bisa gw lakukan untuk meminimalisir pengaruhnya adalah bersembunyi dalam pejam pada tidur
Minggu, 05 Juli 2015
Lost In The Echo
02:36... Begitulah susunan angka di sudut kanan atas layar hp tepat pas gw selesai tulis angka terakhirnya. Pengingat kecil yg nggak sebentarpun berhenti bergerak. Waktu, komoditi terpenting di seluruh jagad universe yg nggak sedetikpun bisa diambil alih dan diputarbalik. Karna jika waktu bisa dimajumundur, dilipat dan disentuh semudah membalik kaus kaki yang basah, spesies kami akan semakin porakporanda dan tak tau diri, karna pasti memanipulasi hal yg baru akan terjadi 20 tahun di depan akan sama mudahnya dengan mengganggu fakta di 200 tahun silam. Misal orang hiroshima yang kebetulan belum menikah sebelum peristiwa bom atom bisa dialihkan bepergian ke eropa kemudian entah bagaimana menikah dengan beberapa artis hollywood yang salah satunya memiliki seorang anak gadis latin-asia yg kelewat cantik dan melancong ke indonesia kemudian bertemu dengan seorang pria biasa aja yang hobi main layang-layang dan sabung ayam kemudian jatuh hati dan beranak pinak lalu salah satu dari puluhan cucunya berkembangbiak dan salah satunya adalah gw, mungkin selain mengklaim atas hak tenar dan warisan gw juga bisa memanipulasi siapa yg saja yang nntinya akan mendapat lahan terluas di mars ketika usaha pengkaplingan pertama kali dilakukan saat bumi dirasa udah nggak layak huni dan expired sekaligus memonopoli laju sejarah pada manifestasi global yang baru. Itu baru egoism dari satu spesimen, bayangkan sekian milyar debu bermetabolis dan berjiwa di kagad raya ini memiliki keserakahan yg kurang lebih sama sadisnya. Betapa semakin membosankan dan hancurnya alur kehidupan di semesta. Beruntunglah kapsul mesin dan rompi anti waktu tidak dijual di ace hardware atau toko elektronik tepi jalan yg punya angsuran panjang tanpa bunga. Keberantakan macam apa lagi yang akan umat manusia akan lakukan dalam kondisi seperti itu?
Adalah aliran otomatis yang begitu berharga dan tidak bisa digadai dengan lusinan planet di galaksi manapun. Adalah waktu yg begitu sering kau lewatkan tiap kejapnya, kau biarkan menyelinap tanpa sedikitpun sapa atau doa di tepiannya. Adalah hal2 besar yang hanyut bersamanya dan baru disadar saat terlampau jauh terseret dan tenggelam dalam arus waktu yang tak pernah menoleh untuk menunggu atau memberitahu. Seperti pagi yang begitu biasa dengan tak satupun bintang dan sulur cahaya bulan di tengadahku meratap langit di selasela bangunan bangunan rimbun di atas tanah. Satu persatu hal berlalu begitu saja tanpa sedikitpun menyadari waktu. Dan tidak bertumpuk tumpuk penyesalanpun dapat menyeret atau membuat arusnya terbalik. Semoga dalam lelapku memyadari waktu bisa berjalan berdampingan mengiringnya tanpa merasa terhanyut atau tertinnggal arus derasnya. Semoga yang tak kan terganti yang akan. Semoga suara-suara kacau berirama yang menuntun dalam bilik bilik gema di kepala bisa tertelusur secepatnya oleh naluri, hingga rasa yg terus menerus meminta bagian dalam pengambilan keputusan atas perhitungan logika yg praktis dapat berirongan dalam harmoni untuk melodi melodi dentum waktu berikutnya.. Agar tidak begitu sia sia, ketika dipaksa berarti pun sudah tak dihirau.